Iklan

Sudut Pandang Baru Tentang Memaknai Kemerdekaan

Sekrip Kita - Kumandang “Merdeka!!!! ” akan mulai bergema. 17 Agustus jadi tanda bersatunya rakyat tanpa ada mengetahui ras, agama, ataupun budaya, di negara bersemboyan BHINEKA TUNGGAL IKA, Indonesia. Dan berikut caraku memaknai hari kemerdekaan dengan cara berfikirku. 


1. Caraku berpikir tentang “Merdeka” 

Merdeka yang datang dari bhs sangsakerta yakni “Mahardika” yang mempunyai arti kaya, makmur, dan kuat. Sebagian besar mereka mengartikan kemerdekaan sebagai satu kebebasan. Besas dari belenggu kekuasaan asing dan dapat bediri sendiri, ditopang rakyat yang mensupport terciptanya negara yang bernama dan disadari dimata dunia. 

Merdeka yang saya pikirkan bukan sekedar masalah sebuah negara, namun juga kebebasan untuk masing-masing individu. Kebebasan yang didasari atas pemikiran. Bukan sekedar kebebasan dalam hal menuntut hak yang ingin didapat, tetapi juga kebebasan untuk menunaikan apa sebagai kewajiban dan tanggung jawab. Bebas mengungkap pendapat bermakna juga wajib mendengarkan pendapat. 

2. Caraku mengenang pahlawan 

Bagiku, kembali kenang pahlawan tidak cuma Soekarno sang proklamator, bukan mengenai Ki Hajar Dewantara yang disebut ayah pendidikan, maupun Kartini dengan idealismenya tentang emansipasi yang berbuah kenyataan. Lebih dari itu, setiap mereka yang berjuang untuk nama Indonesia memiliki andil yang penting, mereka yang berkalang tanah dengan atau tanpa ada peluru ditubuhnya, mereka yang berjuang dengan pangkat dan jabatan yang berbeda. 
Mereka yang berjuang sampai Indonesia terpatri dimata dunia, bendera sang saka yang berkibar dilangit nusantara, dan indonesia Raya yang bergema sampai penjuru dunia. Mereka yaitu beberapa hal penting yang layak untuk dikenang. Tidak cuma nama atau aksi heroik yang mereka lakukan, namun meneladani yaitu hal pantas yang dapat dilakukan sebagai satu penghormatan. 

3. Caraku mengisi kemerdekaan. 

Mengisi kemerdekaan yaitu satu diantara hal yang bisa dikerjakan untuk menjaga sebuah kemerdekaan. Beberapa hal yang bisa dikerjakan, seperti yang saya lakukan saat ini, belajar. Soekarno mengatakan “beri aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia”. 
Saya memikirkan bahwa pemuda yang disebut yaitu pemuda dengan ilmu yang berkwalitas, pemuda dengan kemauan keras didirinya. Seseorang pemuda berilmu ibarat tunas emas, semakin berilmu semakin bertambah nilainya, sudah pasti berimbas pada negaranya. Seseorang pemuda dengan kemauan keras seperti tombak yang mampu menghujam karang. Lalu disempurnakan dengan akhlak kepribadian dan ciri-ciri yang baik yang tertanam. Pemuda itulah yang akan mengubah negara menjadi semakin maju.(**)

Artikel Terkait: