Sekrip Kita - Daftar tunggu keberangkatan calon haji di Indonesia di ketahui begitu panjang. Bila mendaftar tahun ini, bisa jadi pendaftar baru bisa pergi ke Tanah Suci belasan atau bahkan juga kian lebih 20 tahun kemudian.
Tetapi, Dimas Rusandra Dwi Putra mungkin begitu beruntung. Tanpa mesti mengantre lama, remaja 18 tahun asal Desa Pandak, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, itu bisa pergi ke Tanah Suci cuma empat tahun sesudah mendaftar.
Tetapi, Dimas Rusandra Dwi Putra mungkin begitu beruntung. Tanpa mesti mengantre lama, remaja 18 tahun asal Desa Pandak, Kecamatan Klabang, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, itu bisa pergi ke Tanah Suci cuma empat tahun sesudah mendaftar.
Lebih beruntung lagi, Dimas pergi haji bersama-sama tiga anggota keluarganya, Syamsul Arifin (bapak), Rusmiati (ibu), dan neneknya, Ruhami. " Saya daftar haji tahun 2012, " kata Dimas waktu ditemui wartawan di Asrama Haji Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 13 Agustus 2016.
Dimas mengakui tak menganggap bisa pergi haji lebih cepat dari informasi awal waktu mendaftar. Semula, pemuda kelahiran 13 April 1998 itu diberitahu kalau dia baru bisa pergi haji pada tahun 2024 yang akan datang.
Info ia bisa pergi haji tahun 2016 di terima Dimas dari kementerian Agama sesudah menamatkan hafalan Alquran 30 juz pada bulan Ramadan bulan lalu.
Baca juga : Cerita Kakek Penjual Arang yang Naik Haji Setelah Menabung 10 Tahun
" Saya rasa ini karunia dari Allah. Saya memang menginginkan sekali pergi haji. Saya sampaikan kemauan itu ke orangtua dan setuju, " kata santri Pondok Pesantren Wali Songo, Mimbaan, Situbondo, itu.
Rusmiyati, ibu Dimas, menjelaskan kalau keluarganya yaitu keluarga petani. Telah lama anak tunggalnya itu mengemukakan keinginannya untuk naik haji. " Bapaknya usahakan, pada akhirnya bisa pergi, " terangnya.
Dimas dan keluarganya tergabung dalam kelompok terbang 13 dan dijadwalkan akan terbang ke Tanah Suci pada Minggu besok, 14 Agustus 2016. " Selain Dimas, ada pula jemaah termuda umur 18 tahun kloter 40 dari Gresik, " kata Bagus, petugas PPIH Embarkasi Surabaya.
" Saya rasa ini karunia dari Allah. Saya memang menginginkan sekali pergi haji. Saya sampaikan kemauan itu ke orangtua dan setuju, " kata santri Pondok Pesantren Wali Songo, Mimbaan, Situbondo, itu.
Rusmiyati, ibu Dimas, menjelaskan kalau keluarganya yaitu keluarga petani. Telah lama anak tunggalnya itu mengemukakan keinginannya untuk naik haji. " Bapaknya usahakan, pada akhirnya bisa pergi, " terangnya.
Dimas dan keluarganya tergabung dalam kelompok terbang 13 dan dijadwalkan akan terbang ke Tanah Suci pada Minggu besok, 14 Agustus 2016. " Selain Dimas, ada pula jemaah termuda umur 18 tahun kloter 40 dari Gresik, " kata Bagus, petugas PPIH Embarkasi Surabaya.
